Rabu, 14 Agustus 2013

SHINING STAR


SHINING STAR

‘Ayah adalah orang yang bodoh!!! Aku benci ayah!!!’
Meliaht mata ayah, merasakan pelukannya, dan mendengar suaranya adalah hal yang terindah.
‘Maafkan Ayah’

**************************************

Donghae seorang anak yang manis dan baik terhadap setiap orang. Sekarang usianya sudah beranjak 17 tahun. Masa yang memerlukan perhatian penuh dari orang tuannya.
“ayah aku ingin menjadi seorang bintang” sambil menatap langit
Ayahnya hanya sengelus rambut Donghae.
“aku ingin ayah melihatku nanti, aku ingin memenuhi kebutuhan ayah” katanya sambil menyampingkan badan
Ayahnya hanya tersenyum mendengar setiap kalimat yang di keluarkan Donghae.
Angin malam membelai wajah ayah dan anak yang sedang menikmati bintang malam di Kota Mokpo
“saat kau menjadi bintang ayah akan melihat mu dari atas sana” sambil menunjuk kearah langit
Donghae tidak mengerti maksud dari ayah nya tapi dia tetap tersenyum.

*************************************

“Donghae bantu ayah membawa ikan ke pasar” kata ibu donghae
“DONGHAE!!!”
“LEE DONGHAE” kali ini ibu donghae langsung mendobrak kamar donghae.
Semua sudah rapi, donghae juga tidak tampak hanya sebuah amplop putih yang terletak di atas meja belajarnya.


Ayah dan ibu kalian adalah bintang bagiku ^^
Hari ini aku akan pergi ke Seoul, kalian tidak usah mencariku nanti aku pasti akan muncul dengan sendirinya.
Jaga kesehatan kalian baik-baik ya

Your Love

Lee Donghae


*******************************************
SEOUL
Donghae benar-benar tidak tau kemana sekarang ia harus pergi. Sekarang ini dia benar-benar seperti anak ayam yang hilang.
Dia hanya berjalan mengikuti arah kaki nya, kemana dia dibawa kesitu dia akan pergi. “aku tidak akan terluka walaupun ditabrak truk sekalipun” katanya semangat, “tapi sepertinya aku akan mati kelaparan” sambungnya sambil memegangi perut.
Ditengah jalan dia melihat seorang remaja dengan gaya ala hiphop sedang menari dan mendapat uang dari beberapa orang yang melihat aktrasinya.
Donghae langsung berjalan menemui remaja itu “halo, nama saya Donghae” katanya sopan
Remaja itu hanya diam dan merapikan uang yang ia dapatkan lalu pergi meninggalkan Donghae
“tunggu!! Bolehkah aku mencoba tarian tadi?” teriak donghae
Remaja itu diam lalu membalikkan badan menatap donghae dari bawah keatas
“eh… kau mau menari seperti ku? Sepertinya tidak mungkin”
“aku pasti bisa, tolong bantu aku”
Remaja itu kembali menemui donghae
“namaku eunhyuk, sekarang kau coba menari sepertiku tadi… apa mungkin kau mendapat uang lebih banyak dariku” ejek nya
Donghae mendadak gemetar, dia tidak pernah menari sama sekali pekerjaannya hanya berjualan ikan.
Eunhyuk memutar music lalu menari dengan lincah, hanya beberapa menit saja sudah banyak orang yang mengelilingi mereka.
“sekarang giliranmu” katanya pada donghae
Donghae melemaskan badannya dan memejamkan mata, lalu menari dengn gerakan tak beraturan ia hanya mengikuti instruksi dari otaknya.
Selesai dia menari semua penonton langsung bertepuk tangan dan memberikan donghae uang. Donghae tersenyum melihat banyak uang yang sekarang sudah ada ditangannya.
“tidakku sangka kau bisa menari sebagus itu” puji eunhyuk dari belakang
“terimakasih itu juga berkat kau”
Mereka saling melempar senyum

********************************

Malam pertama donghae ada di Seoul, dia tinggal dirumah keluarga eunhyuk. Setiap donghae melihat ayah eunhyuk dia selalu ingat dengan ayahnya yang dia tinggalkan di Mokpo.
Pagi ini donghae membantu eunhyuk mengantar susu kesetiap rumah. Di salah satu rumah ada seorang pria yang memberikan brosur mengenai pendaftaran sebuah audisi.
“kemarin aku melihat kalian berdua menari, itu sangat menakjubkan, semoga kertas itu bermanfaat” katanya
Setelah mengantar susu donghae dan eunhyuk langsung mencari alamat tempat audisi itu.
Sebuah papan nama bertuliskan SM ENTERTAIMENT tempat audisi itu diadakan. Donghae dan eunhyuk memasuki gedung besar itu. “permisi apa disini tempat audisi diadakan?” Tanya donghae pada salah seorang petugas
“iya, benar apa kalian ingin mengikuti audisi itu?”
“iya kami ingin mengikuti audisi itu”
“kalau begitu silahkan isi formulir pendaftaran dulu, lalu kalian naik saja ke lantai 2”
“terimakasih”
Donghae dan eunhyuk langsung mengisi formulir yang diberiakan petugas tadi, lalu mereka naik ke lantai 2. Disana ternyata sudah banyak orang yang berminat untuk mengikuti audisi itu.
Giliran eunhyuk masuk, donghae begitu takut tapi wajah eunhyuk hanya datar. Setelah beberapa menit menunggu eunhyuk keluar dengan wajah berseri.
“kau lulus?” Tanya donghae
Eunhyuk mengangguk senang. “aku diterima disini” katanya senang
Sekarang adalah giliran donghae yang masuk, donghae rasanya ingin mati.
Beberapa menit kemudian dia keluar dengan ekspresi yang sama dengan eunhyuk
“bagaimana?” Tanya eunhyuk
“aku lulus katanya aku akan menerima pelatihan disini”
Mereka lalu keluar dari gedung itu dengan perasaan senang.

**********************************************************

Sudah 3 tahun Donghae tidak bertemu denagn ayah nya. Selama menerima pelatihan donghae tidak pernah lupa untuk melihat foto keluarganya.
Sekarang donghae dan eunhyuk sudah menjadi orang sukses bahkan perusahaan juga akan mendebut kan mereka dengan nama super junior. Tidak hanya donghae dan eunhyuk ada juga beberapa member yang tidak kalah jago nya dengan mereka.
Setelah debut super junior jadwalnya begitu padat bahkan mereka tidak sempat untuk tidur.
Suatu hari donghae menerima sebuah surat dari ayahnya

Donghae kau anak ayah yang pintar. Ayah sudah melihatmu di berbagai acara TV.
Ayah sangat bangga pada mu.
Bisakah kau menemui ayah untuk yang terakhir kali??, ayah sangat merindukan mu.

Saat itu donghae merasa ada yang aneh dari surat ayahnya. Tapi donghae tidak bis memenuhi permintaan ayahnya karena jadwal yang padat.

*************************************************

4 bulan setelah donghae menerima surat dari ayahnya dan hal itu tidak pernah terulang lagi.
Hari ini donghae mengunjungi ayah nya ke Mokpo.
Sampai di Mokpo donghae langsung menuju rumah ayahnya dengan banyak barang bawakan sebagai oleh-oleh.
Tapi rumahnya kosong, donghae menanyakan pada tetangga katanya ayah nya sudah lama sakit dan rumahnya sudah dijual untuk membayar biaya rumah sakit.
Mendengar berita itu donghae seperti lumpuh, dia segera menuju rumah sakit yang alamatnya telah diberikan tetangga.
Bangsal 134 adalah ruangan ayah donghae, dari lorong tampak ibu nya yang menangis.
“ibu!!” panggil donghae
Saat itu donghae langsung memeluk ibunya, sudah 4 tahun dia tidak bertemu ibunya rasa rindu yang begitu dalam kini telah terbayar.
“ayah bagaimana?apa yang terjadi pada ayah?” Tanya donghae
“maafkan ibu, maafkan ibu. Ayahmu sakit, dia sakit… “ ibu donghae tidak sanggup melanjutkan perkataan nya
“ayah sakit apa bu?” donghae mengguncang pundak ibu nya
“kanker! Kanker hati, ayah mu sudah lama menderita penyakit itu tapi dia melarang ibu untuk bercerita pada mu”
“apa?!”
“iya, semua uang berobat telah digunakan untuk membiayai mu sekolah donghae”
Donghae begitu terpukul. selama ini, selama 4 tahun dia tidak mengetahui keadaan yang sebenar nya.
“ibu aku sangat bodoh” katanya pelan. Perlahan donghae mundur menyandarkan tubuh nya pada dinding rumah sakit, dia menundukkan kepala nya dan menangis, menangis sejadi-jadinya.

*********************************************

Ayah gila!! Ayah bodoh!! Aku benci ayah!!!
Donghae menatap lesu ayah nya yang terbaring, wajah nya begitu donghae rindu kan, peluk kan hangat nya, semua menyangkut ayah begitu donghae rindu kan
Donghae berjalan mendekati kasur pasien. Dia mengambil tangan ayah nya membenamkan wajah nya pada tangan yang hangat itu lalu menangis, tangisan seperti dulu,  Saat mainannya dirampas.
“donghae” suara yang begitu berat, suara yang dia rindu kan.
Donghae mengangkat wajah nya, menghapus air mata yang membasahi pipi nya
“ayah sangat merindu kan mu, ayah minta maaf ayah telah berbohong pada mu”
“ayah aku sekarang sudah sukses, apa pun yang ayah ingin kan kata kan saja pada ku, tapi ayah harus sembuh”
“ayah hanya ingin 1 permohonan saja donghae”
“apa ayah?kata kan pada ku?!”
“jangan menangis ketika ayah pergi”
“ayah tidak boleh berkata seperti itu, ayah pasti sembuh”
Donghae mencoba menahan air matanya berkali kali dia menarik nafas, tapi air mata itu jatuh juga
“terimakasih kau mau datang melihat ayah”
Mata ayah donghae perlahan lahan terpejam, detak jantung nya berhenti.
“ayah!!!ayah!!! bangun!!” donghae mengguncang tubuh ayah nya, tapi tidak ada reaksi. Hanya garis lurus yang tertera pada layar pendeteksi jantung itu.
Donghae tertunduk menangis, memberikan penghormatan terakhir pada ayah nya. Ayah nya yang begitu bodoh.

********************************************************

“Ayah apa kau melihat ku? Aku anak mu, aku sudah semakin sukses ayah. Bersama teman-teman ku, aku akan membuat seluruh dunia tau bahwa hanya satu hal yang terbaik di dunia ini, yaitu ayah”
Angin malam kota mokpo membelai wajah donghae yang kini tengah menghadap langit. Begitu banyak kenangan di kota kelahiran nya ini, namun satu yang paling indah yaitu menatap bintang bersama ayah nya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>END<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<

“bintang itu walau dia tidak tampak pada malam hari, atau pun tidak terlihat pada pagi hari tapi dia tetap berada pada tempatnya, dengan sinar kecil yang begitu berarti”_Lee Donghae

_______________________________________________________________________________________________
aduh... bagaiman?? apa ceritanya buruk? atau bahasaku masih berantakkan? tolong dikomentari ^^
cerpen ke-2 ku tentang Super Junior semoga kalian suka ^^

Senin, 29 Juli 2013

MY STORIES



My Stories


Inspired by Super Junior
Coast : Kyuhyun
Music by Taeyeon-IF

My First Stories about Super Junior. Cerita ini mengisahkan bagaimana perjuangan dua orang pasien untuk sembuh dan saling mencintai.



II’L BE WAITING FOR YOU

Kehilangan seorang yang di cintai adalah hal yang menyakitkan. Hal ini lah yang sedang terjadi sekarang. Seorang pasien menderita penyakit yang sama dan mencintaiku dengan tulus telah di panggil Tuhan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sudah 2 bulan terakhir ini kesehatan ku semakin memburuk, bahkan aku tidak mau melangsungkan pengobatan anti kanker lagi. Dokter juga menyarankan agar aku di bawa ke Korea untuk melanjutkan pengobatan, alasannya karena disini kurang peralatan.
“katakan saja kalau kau tidak bisa mengobatiku lagi!” kalimat itu selalu terlontar ketika dokter selalu mengatakan bahwa aku harus berobat ke Korea. Jika aku tidak berniat untuk sembuh, mau dibawa keujung dunia pun hasil nya akan tetap sama.
Semenjak kepergian pasien itu aku berniat untuk menghentikan segala pengobatanku, alasannya sudah pasti agar aku bisa menyusulnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hari ini adalah kepergian menuju Korea, suster asrama yang merawatku dari dulu telah memutuskan untuk melanjutkan pengobatanku ke Korea. Ini adalah pertama kalinya aku keluar rumah sakit, saat perjalanan menuju bandara saja aku sudah sangat takjub dengan pemandangan luar rumah sakit ini. Banyak yang berubah, mulai dari rumahnya sampai jalannya. Terakhir aku keluar rumah sakit adalah 2 tahun yang lalu, saat itu aku masih berumur 15 tahun.
“nanti saat kau di Seoul ingat hubungi aku ya!!” kata suster asrama
Aku hanya mengangguk. Suster asrama itu sangat baik, tapi untuk masalah ini aku katakana dia jahat. Mana mungkin seorang suster membiarkan seorang anak yang sedang sakit pergi ke Negara yang dia tidak kenal hanya sendiri.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
SEOUL NATIONAL  AIRPORT
11.00 PM
Suster bilang setelah  aku sampai di Seoul nanti akan ada saudaranya yang akan menjemputku.  “tapi dimana?”
Aku memutuskan untuk menunggu dan duduk disalah satu kursi. “halo, apa kau yang bernama Jihyun?” seorang dari belakang memanggilku
“iya, itu aku”
“perkenalkan namaku Eun Mi, aku saudara suster Ji Eun”
“jadi kau yang akan merawatku selama disini?”
“iya, mari aku antar kau langsung ke rumah sakit” katanya sambil membawa koperku
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“bangsalmu nomor 134 ya!”
Saat masuk rumah sakit ini aku merasa takjub begitu bersih dan luas. walau tak jauh beda dengan rumah sakit di Indonesia, setidaknya disini tidak ada orang merokok sembarangan.
“Eun Mi-sshi kau akan pergi sekarang?”
“iya, besok aku akan mengunjungimu. Kau akan sebangsal  dengan seorang pemuda nanti”
“bagaimana mungkin aku bisa sebangsal  dengan seorang pemuda?!”
Sebangsal dengan seorang pemuda? Bagaimana mungkin bisa, seorang wanita dan pria bersama hanya berdua??
“hanya itu bangsal yang tersisa”
Aku sedikit kesal dengan ekspresi Eun Mi. tapi mana mungkin rumah sakit sebesar ini kekurangan bangsal?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku membuka pintu bangsal yang bertuliskan nomor 134. Aku mendongakkan kepala aroma obat-obatan langsung masuk kehidungku. Memang aku sudah terbiasa dengan bau obat-obatan  jadi tidak masalah.
Aku melihat seorang pria yang tengah tidur dengan selang infuse disalah satu tangannya.
“mari aku antar masuk” seorang suster dari belakang  langsung memberiku pakaian rumah sakit
Selesai berganti pakaian, aku langsung berbaring ditempat tidur pasien yang telah disiapkan suster tadi.
“kau hebat… saat sakit seperti ini kau bisa berjalan” kata seorang dokter selesai memeriksaku. Dokter itulangsung mengambil jarum.
“argh…”
“tahan sedikit ya!”
Jarum infuse telah menembus kulitku, rasanya sakit
“sudah selesai sekarang kau bisa tidur, nanti kau juga bisa berkenalkan dengan teman sebangsal mu”
Kata dokter itu seraya tersenyum, lalu pergi diikuti seorang suster.
“sekarang akan menjadi malam yang membosankan”
Mataku tertuju pada langit yang gelap dan penuh dengan bintang, semakin lama-semakin gelap dan aku terpejam.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sinar matahari menembus jendela, burung juga berkicau ria. Aku membuka mataku perlahan, dan sekarang aku lupa ada dimana.
“sudah bangun??”
Suara seorang pria terdengar dari sebelahku. Aku baru ingat kalau aku sekarang ada dirumah sakit korea.
“sudah”
Seorang suster masuk membawakan sarapan.
“apa tidurmu nyenyak?” Tanya suster itu
Aku hanya tersenyum menanggapi pertanyaan suster itu.
Posisi  yang tadi terbaring menjadi terlihat seperti duduk karena suster itu menaikkan tempat tidurku.
“nikmati sarapan kalian ya” akhir suster itu, lalu pergi meninggalkan ku dan pria asing yang sekarang sedang melahap sarapannya.
Aku begitu malas memakan makanan yang hambar ini, memang sudah biasa di Indonesia juga begitu. makanan yang disterilkan begitu mengerikan harus memakannya.
“kenapa kau tidak makan?” pria yang dari tadi sibuk dengan makanannya sekarang menatapku
“aku bosan makan makanan yang disterilkan”
“lalu kau tidak mau makan?” Tanya nya
“kalau begitu berikan padaku saja” katanya lagi
Aku memberikan sarapan ku, sekarang ini aku benar-benar tidak ingin makan.
“kau benar-benar tidak mau makan?”
Aku diam tidak menaggapi pertanyaannya
“lihat, aaa….aa…aa..” dia membuka mulut seperti ingin membuatku iri dan meminta kembali makanan ku.
Aku menatapnya bingung. “apa yang kau lakukan?”
Dia membuang sendok berisi sarapan itu “sebenarnya aku sama sepertimu, aku juga bosan makan makanan ini. Rasanya hambar”
“lalu kenapa kau bisa menghabiskan makanan itu?”
“karena aku ingin sembuh” 3 kata yang keluar dari mulutnya sepeti mengandung makna yang besar
“aku malah tidak ingin sembuh”
“kenapa?”
“kau tidak perlu tau”
Pria itu diam, lalu dia mengambil sebuah PSP dari lacinya. Aku menatap lekat pria itu, dia sangat asik dengan permainannya.
“siapa namamu?” tanyanya tiba-tiba lalu menaruh mainannya dan menatapku. Mata kami saling bertemu.
“namaku? Jihyun, Lee Jihyun” kataku
“kenapa namamu korea lalu kau tinggal di Indonesia?” tanyanya penasaran
“ayahku orang korea lalu ibu ku orang Indonesia” jelasku
Pria itu hanya membulatkan mulut
“lalu bagaimana denganmu?” Tanya ku balik
“apa?”
“namamu?”
“ah… aku Kyuhyun, Cho Kyuhyun, umur ku sekarang 21 tahun orang korea asli” jelasnya panjang lebar
“berarti kau lebih tua dariku”
“benarkah??berapa umurmu?” tanyanya lagi
“17 Tahun” jawabku ringan
Sunyi menyelimuti tak ada lagi percakapan diantara kami. Sebenarnya rumah sakit ini sangat nyaman pelayanannya seperti hotel.
Mataku menatap seluruh ruangan dan mendapati sosok pria asing itu lagi. Entah kenapa aku merasa sangat akrab dengannya walau sikapnya tidak pantas untuk seorang pria dengan usia 21 tahun.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sudah satu minggu aku ada di rumah sakit ini bersama pria yang bernama Kyuhyun itu. Semakin hari aku semakin akrab dengannya bahkan kami sering berbagi makanan dan kami juga pernah bertengkar, karena dia tidak mengijinkan ku meminjam PSP nya.
Hari ini dia tampak gelisah, karena besok aku akan melakukan pencangkokan. Pencangkokan sumsum tulang belakang dan menggantinya dengan sumsum yang lebih baik. Kata dokter ini adalah jalan satu-satunya agar aku bisa sembuh.
Masalah kesembuhan aku merubah pemikiran ku, sekarang aku malah ingin sembuh karena Kyuhyun yang terus menyemangatiku untuk sembuh.
“kau kenapa?” tanyaku
“kau mau tidak nanti malam ke Sungai Han?”
“apa?? Maksudmu kabur?” mataku membesar mendengar pertanyaannya
Memang selama ini aku mengatakan padanya bahwa aku ingin pergi ke sungai Han, tapi ini bukan saat yang tepat.
“ayolah… “ pria ini malah memasang wajah yang menyedihkan
“baiklah” aku agak ragu dengan keputusan ku, mengingat besok aku harus oprasi
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Pria ini benar-benar nekad, dia benar-benar mengajakku pergi. Sekarang kami bahkan sudah sampai di Sungai Han.
Aku tidak memikirkan bagaimana suster dan dokter rumah sakit mencari kami berdua.
“indahkan?” tanyanya
“iya.. benar-benar indah” kataku tanpa mengalihkan pandangan
Aku merasakan panas wajah Kyuhyun yang sekarang sudah berada didepanku. Semakin dekat dan kami berciuman. Dia mendekap ku erat samapai aku tidak bisa bernafas.
Dia melepaskan ciuman itu dan menatapku lekat
“aku mencintaimu, berjanjilah kau harus sembuh”
Pernyataan yang mengejutkan. Sekarang aku tidak tau harus berbuat apa. Tiba-tiba aku merasa pusing, semakin lama semakin sakit dan gelap, aku tidak tau apa yang terjadi padaku sekarang.
Saat membuka mata, aku tidak ada diruangan yang sama dengan kyuhyun. Bahkan hanya ada dokter dan suster yang menggunakan pakaian aneh. ‘apa sekarang aku sedang berada di Neraka?’ batinku
“cepat siapkan ruang oprasi” kata seorang dokter
Apa? Sekarang aku akan melakukan oprasi sumsum tulang belakang. Seorang suster mendorong tempat tidurku menuju ruang oprasi.
Aku merasakan sebuah jarum menusuk kulitku dan mendadak aku seperti mati rasa bahkan aku tidak merasakan tanganku lagi.
Aku memejamkan mata, saat ini pikiranku tertuju pada pristiwa di Sungai Han. Ciuman mendadak, apa benar itu Kyuhyun yang melakukan? ‘aku mencintai mu! Kau harus sembuh’ kalimat itu terus berputar diotakku.
“pindahkan dia keruangan steril”
Aku masih bisa mendengar suara dokter yang menanganiku tapi aku tidak kuat untuk membuka mata.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
2 bulan. Sudah 2 bulan aku tidak bertemu dengan kyuhyun setelah kejadian di Sungai Han itu. Entah apa yang terjadi pada Kyuhyun yang jelas sekarang aku sangat merindukannya.
Dokter mengatakan bahwa aku sudah bebas dari leukemia itu dan sekarang hanya tinggal penyembuhannya saja, maka dari itu aku di pindahkan ke ruang biasa seperti tempat ku dengan Kyuhyun namun tidak bersama dengannya melainkan orang lain.
Hari ini aku mendengar kabar dari seorang suster bahwa Kyuhyun keadaannya sangat keritis dan dia akan dirujuk ke rumah sakit di Amerika.
Amerika?dunia yang jauh aku tidak membayangkan apa yang terjadi nanti. Dan sekarang aku memaksa suster itu untuk mempertemukan ku dengan Kyuhyun.
Aku sekarang sudah berada di tempat kyuhyun menggunakan kursi roda, melihat Kyuhyun dengan banyak selang yang membantunya tetap bertahan, matanya masih terpejam. Aku mendekat mengambil tangannya menggenggamnya erat, air mata ku sudah tak tertahan dan jatuh begitu saja. Aku menangis sejadi-jadinya.
“kau dasar bodoh!! Kau yang menyuruhku sembuh tapi kenapa kau yang begini Cho Kyuhyun?!” kata ku pada Kyuhyun yang masih terpejam.
Aku menenggelamkan wajahku di tangan Kyuhyun beberapa saat
“maafkan aku” aku mendongakkan kepalaku mendengar suara Kyuhyun yang serak
“kau sudah sadar?”
“maafkan aku” katanya lagi sambil tersenyum
“saat ini pun kau masih bisa tersenyum?” kataku sambil menghapus air mata
Tiba-tiba seorang wanita paruh baya masuk ke ruangan, tampaknya dia dari keluarga yang terhormat
“bisakah kau keluar sebentar aku ingin bicara dengan putraku?” katanya pada ku
‘Putraku? Apa maksud nya kyuhyun?’ itu adalah isi pikiranku sekarang
“jangan pergi” kata kyuhyun yang tidak mau melupaskan tanganku
“kau tau jihyun? Ini adalah ibu yang membuangku” katanya sambil menatap tajam wanita itu.
“kyuhyun, kau tidak boleh bicara seperti itu, bukannya kau ingin sembuh untuk bertemu orang tua mu?”
Kataku berusaha menghibur kyuhyun yang matanya sudah memerah.
“maafkan ibu kyu”
“pergi kau sekarang!!” bentak kyuhyun
“baiklah ibu akan pergi tapi ingat 2 hari lagi adalah keberangkatanmu ke Amerika”
Wanita itu langsung pergi meninggalkan kami. Setelah wanita itu hilang aku berusaha tenang dengan pernyataan terakhirnya.
“kau akan pergi?” pertanyaan ini sudah tidak tertahan lagi
“sepertinya begitu” jawabnya lalu menatapku. Matanya memerah
Aku hanya tersenyum. Perasaanku sekarang campur aduk, aku takut dia akan pergi. Aku tidak ingin kehilangan orang yang aku cintai untuk yang kedua kali.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sekarang adalah hari kepergian Kyuhyun ke Amerika dan keluarnya aku dari rumah sakit.
Dengan cepat aku berusaha untuk menyusul Kyuhyun ke bandara, usaha ku hampir sia-sia melihat Kyuhyun yang akan masuk ruang keberangkatan.
“kyuhyun!!! Kyuhyun!!! Cho Kyuhyun!!! Apa kau tidak mendengar ku??!!!” aku terus berteriak sampai  akhirnya dia menoleh.
“kau melihatku?? Aku Jihyun, Lee Jihyun aku juga mencintaimu!! Maka dari itu kau harus sembuh!! Kau harus sehat seperti ku sekarang!! Berjanjilah padaku” aku berteriak sekeras mungkin mengeluarkan semua kalimat yang ada dibenakku sekarang.
“ya, aku berjanji” katanya sambil menunjukkan ibu jari lalu hilang diantara para penumpang
Aku lemas air mataku jatuh.”berjanjilah!”
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Mataku menatap Sungai Han begitu indah, aku tersenyum mengingat kejadianku dengan Kyuhyun. Kabur dari rumah sakit lalu berciuman, itu adalah kenangan terindahku.
Sekarang sudah 4 tahun aku tidak bertemu dengannya. Aku tidak yakin kalau dia masih hidup.
Aku membaca kembali surat terakhir dari Kyuhyun, 4 tahun lalu saat dia akan pergi ke Amerika asistennya memberikan surat ini padaku katanya ini Kyuhyun yang menulis.
I’LL BE WAITING FOR YOU
‘benar kau juga mencintaiku? Kalau begitu aku akan berjanji padamu untuk sembuh!
Dan bisakah kau tetap menungguku?? Jika nanti aku datang kembali dalam keadaan sehat maukah kau menjadi pendampingku?? Jika nanti yang terjadi adalah sebaliknya kau harus melupakan ku dan mencari pria lain!
Kejadian di Sungai Han adalah hal yang paling indah bagiku. Kau harus menungguku disana nanti!! Berjanjilah padaku!’
Surat ini adalah penyebab aku selalu datang ke Sungai Han.
“Kyuhyun apa kau sendiri masih ingat akan janjimu ini??!!” aku berteriak melampiaskan rasa rinduku.
“tentu aku masih ingat!!”
Mendengar teriakan dari belakang aku langsung menoleh. Seorang dengan celana jeans dan baju lengan panjang.
“Cho Kyuhyun??”
“aku kira kau sudah lupa?!”
Dia berjalan mendekatiku sampai mata kami benar-benar bertemu.
“benar kau?”
“apa kau tidak percaya?!” katanya dengan mata yang dibesarkan
Aku tidak mampu berkata lagi. Aku memeluknya dan menangis “jangan pergi lagi!! Jangan pergi lagi!!” kataku sambil memukul punggungnya
“maafkan aku membuat mu menunggu terlalu lama” katanya sambil melepaskan pelukannya
Dia mendekatkan wajahnya, menyentuh bibir ku. Ciuman kedua kami di Sungai Han.
“bagaimana kau mau jadi pendampingku?” Tanya nya
Aku hanya tersenyum dan mengangguk pelan.
Kyuhyun langsung menelukku dan menciumku. Lagi.
>>>>>> END <<<<<<<
“Semakin lama rasa Cinta itu akan pudar dan berubah menjadi kepercayaan. Berkat kepercayaan itu aku bisa menunggumu” – Lee Jihyun
~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Argh… kalian tau aku merasa puas bisa menyelesaikan Cerpen keduaku ini ^^.
Semoga kalian suka dengan hasilku ini…
Mungkin bahasanya terlalu buruk mohon dikomentari agar aku bisa membuat hasil yang lebih baik


My Stories
Sabtu, 27 Juli 2013

(SRI MAHENDRA)